Cara efektif mengatasi siswa bandel?????
Menjadi sosok guru yang dapat digugu lan ditiru
ternyata bukan perkara mudah.Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak kritik
dan saran bagi sekolah terutama bagi guru yang datang dari orang tua murid.
Kebanyakan dari mereka melaporkan ketidak puasan dari hasil belajar anaknya.
Hasilnya, yang kena marah dan dituduh tidak becus mendidik adalah Bapak dan Ibu
Gurunya di sekolah.
Ada banyak anak dengan beragam karakter yang telah
dibawa sejak lahir. Bahkan karakter yang dimiliki itu adalah hasil dari didikan
orang tua mereka di rumah. Tidak sedikit juga anak yang dapat diatur dam
menurut dengan apa yang disarankan oleh gurunya di sekolah. Anak-anak yang
semacam ini hampir semuanya tidak memiliki masalah. Baik secara akademik maupun
perkembangan mental.Berbeda dengan anak-anak yang susah diatur, setiap hari
menguras tenaga bapak dan ibu guru hannya untuk menyuruhnya diam dan duduk
manis di tempat duduk. Namun, perintah itu tidak diindahkan oleh si anak,
kecuali dengan sikap tegas. YAng ujung-ujungnya menghasilkan protes dari wali
murid.
Sikap protes yang dilontarkan wali murid pada
pihak sekolah, seolah-olah nenunjukkan bahwa segala kenakalan anak tersebut
berasal dari ketidak piawaian guru dalam mendidik. Ketika anaknya diberi
tindakan keras, yang timbul adalah predikat guru jahat dan guru ringan tangan.
Namun, ditangani dengan halus dan lemah lembut si anak malah ngelunjak dan
semakin tidak tahu aturan.
Akhirnya, ada satu cara yang diusulkan, yakni
orang tua si anak yang memang nakalnya sudah luar biasa, diajak bersekolah
(menunggui si anak dari awal masuk sampai pulang sekolah). Cara ini ternyata
efektif untuk memberitahukan kepada orang tua bahwa kenakalan anak di sekolah
tidak semata-mata kesalahan atau kelalian guru dalam mendidik.Tidak jarang wali
murid yang menyaksikan kenakalan anaknya dengan mata kepala sendiri, merasa
malu luar biasa.
Menyikapi hal ini. Saya sering merasakan
kebingungan yang luar biasa. Banyak orang tua yang mengatakan Gurunya tidak
becus dalam mengajar dan sebagainya. Namun pada kenyataannya si Anaklah yang
tidak dapat diberi pendidikan secara normal. Mengatasi siswa bagaimana ya?
adakah solusi tapi tidak menyakiti siapapun dan pihak manapun?